Memahami Seleksi Bakat Skolastik dan Seleksi Substansi dalam Proses Seleksi Beasiswa LPDP

PejuangKantoran.com - Proses seleksi Beasiswa LPDP 2023 Tahap 1 masih bergulir. Beasiswa LPDP, atau Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, diselenggarakan Kementerian Keuangan untuk memberi kesempatan pada masyarakat yang ingin melanjutkan kuliah pada jenjang S2/S3 di universitas manapun yang mereka inginkan, baik di dalam maupun luar negeri.

Sesuai timeline, pada tanggal 2 - 31 Mei 2023 proses seleksi Beasiswa LPDP 2023 adalah tahap Seleksi Substansi sebagai kelanjutan dari tahap Seleksi Administrasi dan Seleksi Bakat Skolastik.

Proses Seleksi Substansi rekrutmen pegawai LPDP ini sempat terkendala masalah teknis pada Rabu (24/5/2023) lalu. Namun Tim Rekrutmen Pegawai LPDP melalui Instagram Story-nya menjanjikan dalam waktu dekat akan menghubungi kembali peserta yang belum berhasil mengikuti tes, untuk mengikuti tes pengganti berikutnya.

Baca Juga: Ini Cara Mendaftar Beasiswa LPDP Tahap 2 yang Akan Segera Dibuka Mulai 9 Juni

Lalu, apa sih sebenarnya yang dimaksud Seleksi Bakat Skolastik dan Seleksi Substansi dalam proses seleksi Beasiswa LPDP 2023?

Seleksi Bakat Skolastik

Seleksi Bakat Skolastik merupakan rangkaian tes untuk mengukur kemampuan kognitif dan intelegensi, sekaligus mengetahui minat dan bakat peserta.

Tujuan seleksi skolastik untuk mengetahui apakah bidang yang dipilih calon peserta sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Selain itu, apakah calon peserta mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik nantinya.

Dari seleksi skolastik, kemampuan calon peserta untuk beradaptasi di lingkungan baru juga bisa diprediksi. Jangan lupa, kalau kamu ingin kuliah dan tinggal di luar negeri, kamu harus mampu beradaptasi dengan cepat.

Seleksi Bakat Skolastik ini wajib diikuti calon peserta yang belum melampirkan Letter of Acceptance (LoA) Unconditional pada tahap Seleksi Administrasi.

Ada tiga bagian dari Seleksi Bakat Skolastik yang harus dijalani calon peserta:

• Tes verbal
Tes ini mengukur kemampuan peserta dalam memahami pertanyaan dan teks berbahasa, melalui soal-soal dengan teks panjang. Tingkat kesulitan soal bisa ditingkatkan dengan memberikan teks yang panjang dan berbelit-belit.

Dalam hal ini, keterampilan penalaran calon peserta sangat diperlukan untuk memahami soal-soal yang kompleks.

Baca Juga: Buat Kamu yang Mau Kuliah Lagi, Ini 3 Program Beasiswa Kuliah ke Luar Negeri dari Pemerintah Indonesia

• Tes penalaran numerik
Kemampuan peserta dalam berhitung dan memecahkan masalah numerik diuji dalam tes ini. Soal-soalnya sendiri mirip dengan tes TIU pada seleksi CPNS dan UTBK, yang antara lain mencakup deret aritmatika, aritmatika, logika bilangan, dan lain-lain.