• Kamis, 28 September 2023

Sekarang Turis Asing Nggak Mau Liburan Terlalu Lama Di Bali, Mau Tahu Kenapa?

- Rabu, 31 Mei 2023 | 12:03 WIB
Ilustrasi: Kunjungan turis asing ke Bali tidak selama waktu yang dihabiskan sebelumnya. (Freepik/Tawatchai07)
Ilustrasi: Kunjungan turis asing ke Bali tidak selama waktu yang dihabiskan sebelumnya. (Freepik/Tawatchai07)

PejuangKantoran.com - Data perjalanan yang baru dirilis menunjukkan bahwa turis asing yang berkunjung ke Bali menghabiskan waktu lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apa penyebabnya?

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjokorda Bagus Pemayun baru saja merilis data perjalanan wisatawan mancanegara (wisman) di Bali. Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 rata-rata jumlah kunjungan turis asing ke Bali per hari sekitar 15.000 orang.

Dikutip dari thebalisun.com tertanggal 26 Mei 2023, saat ini kedatangan internasional yang mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai turun menjadi sekitar 12.361 setiap hari.

Baca Juga: Ini Alasan Kapolda dan Gubernur Bali Larang Viralkan Kelakuan Aneh Turis Asing di Bali

Pemayun mengemukakan, ada sejumlah alasan mengapa turis asing menghabiskan waktu lebih singkat di Bali dibandingkan sebelum pandemi.

“Pak Gubernur (I Wayan Koster) membidik wisatawan yang berkualitas dan bermartabat… Yang terpenting adalah (wisatawan yang) menghormati adat budaya Bali,” terangnya.

Ketika diminta untuk menjelaskan seperti apa turis yang berkualitas, Pemayun mengemukakan bahwa salah satu contohnya adalah turis yang melakukan perjalanan dengan menggunakan jasa travel agent dan supir pribadi.

Penjelasan Pemayun merupakan persetujuan terhadap larangan yang diusulkan Gubernur Bali I Wayan Koster pada turis yang mengemudi mobil sewaan sendiri di Bali. Turis asing di Bali diharuskan menyewa sopir pribadi melalui agen perjalanan yang disetujui pemerintah.

Terlepas dari deskripsi siapa pun tentang "turis berkualitas", data perjalanan dengan jelas menunjukkan bahwa rata-rata turis asing di Bali menghabiskan waktu lebih singkat di pulau itu.

Pemayun mengungkapkan, “Kalau melihat data keimigrasian, rata-rata tujuh hari; kami mengharapkan 14 hari hingga 21 hari; pada tahun 1990, jumlahnya 21 hari.”

Fakta tersebut dipengaruhi aksesibilitas perjalanan dan normalisasi perjalanan internasional. Pada 1990-an, mengunjungi Bali sepertinya sudah jadi misi para wisman dari berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Dokter Gigi yang Buka Praktik Aborsi di Bali Mengaku Kasihan dengan Masa Depan Para Pasien

Walaupun perjalanan antara Bali dan Australia mulai dapat diakses secara luas pada tahun 1990-an, promosi gencar maskapai penerbangan bertarif rendah di Asia Tenggara dalam 10-15 tahun terakhir mempermudah turis-turis mengunjungi Bali.

Hal ini juga telah dilakukan oleh para pelaku bisnis pariwisata di Bali selama bertahun-tahun, dan itu adalah hal yang positif. Munculnya media sosial dan kreator konten travelling selama 10 tahun terakhir sudah membantu menempatkan Bali di benak para wisman dari seluruh dunia.

Jadi, turis asing tidak mau berlama-lama liburan di Bali karena mereka akan sering datang berkat akses yang lebih mudah dan harga tiket yang semakin murah.

Halaman:

Editor: Felicitas Harmandini

Sumber: The Bali Sun

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X