Bintang Gran Turismo Archie Madekwe Ngaku Tak Punya SIM Sebelum Lolos Kasting

PejuangKantoran.com - Dalam film Gran Turismo, Archie Madekwe berperan sebagai Jann Mardenborough, penggemar video games balapan yang bermimpi menjadi pembalap profesional.

Film ini diangkat dari kisah nyata Jann Mardenborough, yang keandalannya dalam memainkan games simulator PlayStation itu mengantarnya sebagai peraih medali dalam 24 Hours of Le Mans 2013.

Le Mans tak lain perlombaan mobil sport yang berfokus pada ketahanan yang diadakan setiap tahun di Circuit de la Sarthe, dekat kota Le Mans, Prancis.

Baca Juga: Lagi, Taylor Swift Menang ke-Empat Kalinya dan Jadi Video of The Year di MTV Video Music Awards

Namun siapa sangka, sebelum berperan dalam Gran Turismo, Archie Madekwe membuat pengakuan yang mengejutkan saat audisi: Dia nggak punya SIM.

“Saya tuh jujur banget,” kata Archie Madekwe. “Saya nggak bilang, 'Saya bisa menunggang kuda', dan (diam-diam) saya akan belajar menunggangnya nanti. Saya betulan ngomong, 'Gini ya, guys, asal tahu aja, saya nggak bisa nyetir.'”

Selama proses audisi, Archie menduga bahwa peran itu akan segera jatuh ke tangannya. Tetapi kemudian tim kasting memberitahu bahwa dia hanya punya waktu 2,5 minggu untuk lulus tes pembalap, dan diharapkan bisa mengendarai mobil balap.

“Saya mikir, 'Yang bener aja!' Saya sedang mengerjakan film lain, jadi siang hari saya syuting, lalu malamnya saya kursus mengemudi,” ujar aktor Inggris kelahiran London, 10 Februari 1995 ini.

Archie memang lolos kasting. Namun membiasakan diri dari tidak pernah mengemudi sama sekali, menjadi menyetir mobil balap yang melaju dengan kecepatan 290 kilometer per jam bukan hal yang gampang.

Baca Juga: Belum Ingin Pindah ke Hollywood, Alia Bhatt: Yang Dilakukan Priyanka Chopra Itu Sangat Berani!

Dia mengakui transisinya jauh dari mulus. “Balapan adalah hal terburuk yang pernah saya lakukan dalam hidup saya. Saya tidak mengantisipasi betapa beratnya hal itu secara fisik,” jelas cowok berdarah Nigeria-Swiss (ayah) dan Inggris (ibu) ini.

Pertama kali melakukan putaran di sekitar arena pacuan kuda dengan kecepatan penuh, dia merasa mual. Sejak saat itu, kerjanya muntah-muntah melulu di sela-sela pengambilan adegan balapan.

“Rasanya seperti berada di roller coaster dengan mata tertutup. Tidak ada yang bisa melatih tubuh kita dalam waktu yang sangat singkat untuk membiasakan diri,” kilahnya.

“Kita berada di dalam mobil saat cuaca sangat panas, lalu ketika kita sesak napas, kita dimasukkan ke dalam mobil kecil ini dan melaju dengan kecepatan 290 kilometer per jam.”

Yang menyenangkan saat syuting film keluaran Sony Pictures tersebut, walaupun tidak berpengalaman mengemudi, tetapi film itu memberikan pengalaman kolaboratif buatnya.