Suka Bingung dengan Cara Kerja Otak? Ini 5 Fakta tentang Otak yang Perlu Kamu Ketahui

PejuangKantoran.com - Otak merupakan organ penting yang bekerja dengan cara yang misterius. Itulah mengapa sampai sekarang banyak penelitian yang dilakukan agar ilmuwan lebih mengerti mengenai cara kerja otak dalam tubuh manusia.

Chantel Prat adalah profesor di Universitas Washington dengan jabatan di departemen Psikologi, Ilmu Saraf, dan Linguistik.

Berikut adalah lima fakta mengenai otak, menurut Chantel yang ditulisnya dalam buku terbarunya, “The Neuroscience of You: How Every Brain Is Different and How to Understanding Yours”.

Baca Juga: Belajar dari Para Atlet Tenis Terkenal, Ini 4 Cara Mereka Menghadapi Tekanan

1. Otak yang mirip bisa bekerja bersama-sama

Eksperimen ilmu saraf sosial menunjukkan bahwa semakin mirip cara kerja otak dua orang, maka semakin besar kemungkinan mereka berteman. Hal ini mungkin karena pendekatan paling naluriah otak untuk memahami orang lain adalah melalui pencerminan.

Misalnya, saat mengamati tindakan orang lain, otak kita mengaktifkan bagian pemrograman motorik yang akan terlibat jika melakukan tindakan yang sama.

Beberapa orang berpendapat bahwa dari sinilah empati berasal.

Namun, jika pikiran yang ingin dipahami tidak “diproduksi” oleh otak kita, maka hal ini dapat menimbulkan ketidakselarasan. Ini karena asumsi tentang perilaku seseorang tidak didasarkan pada cara diri kita bekerja.

2. Cari tahu sebelum menghakimi

Meskipun memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan perilaku orang lain dengan diri kita, tetapi bukan berarti kita akan berusaha melakukannya.

Ketika dihadapkan pada ketidakpastian, otak terlebih dahulu melewati fase penilaian untuk menentukan apakah mencari informasi baru itu aman atau berbahaya.

Rasa ingin tahu muncul karena otak menentukan bahwa sepertinya aman untuk menjelajahi ruang yang tidak diketahui ini, dan mempelajari sesuatu yang baru.

Di sisi lain, jika kamu merasa terancam—secara fisik atau psikologis—otak akan “mati” dan mencoba menjauhkanmu dari bahaya tersebut.

Agar otak merasa aman saat mencoba memahami pikiran orang lain, ia akan berusaha mengapresiasi perbedaan tersebut.