Terlalu Agresif dalam Mengejar Bisnis Streaming Video, Kini Disney PHK 7000 Karyawan

- Kamis, 9 Februari 2023 | 15:19 WIB
Ilustrasi: Walt Disney Co. memberhentikan 7.000 karyawannya. (Instagram @disney)
Ilustrasi: Walt Disney Co. memberhentikan 7.000 karyawannya. (Instagram @disney)

PejuangKantoran.com - Walt Disney Co., perusahaan konglomerasi hiburan yang berada di balik kesuksesan Toy Story, Frozen, dan Avatar, mengumumkan akan memberhentikan 7.000 karyawannya.

Chief Executive Walt Disney Co. Bob Iger mengatakan pada Rabu (8/2/2023), langkah Disney PHK 7000 karyawan ini merupakan upaya untuk menghemat biaya 5,5 miliar dollar.

Langkah Disney PHK 7000 karyawan tersebut menandai jumlah pengurangan karyawan terbanyak dalam sejarah perusahaan, dan yang terbaru dari penghematan yang terjadi di Hollywood.

Saat ini Disney dan raksasa media lainnya tengah menghadapi realitas ekonomi streaming, yang ternyata lebih buruk daripada yang dibayangkan sebelumnya. Terpaksa, Disney PHK 7000 karyawan.

Baca Juga: Cara Mencari Film Netflix Lebih Cepat dengan Kode Genre

Perusahaan yang berbasis di Burbank, California, ini menghadapi tekanan untuk mengendalikan biaya dan meningkatkan keuntungan karena terus kehilangan uang dari bisnis streaming utamanya, termasuk Disney+.

“Meskipun ini diperlukan untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini, saya tidak membuat keputusan ini dengan enteng,” kata Iger dalam conference call bersama para analis.

“Saya sangat menghormati dan menghargai bakat dan dedikasi karyawan kami di seluruh dunia, dan saya memperhatikan dampak pribadi dari perubahan ini.”

Perampingan karyawan ini juga mencerminkan lingkungan ekonomi yang tidak pasti, terutama untuk perusahaan hiburan, media, dan teknologi yang melakukan ekspansi terlalu agresif selama pandemi COVID-19.

Kebangkitan Netflix

Perusahaan termasuk Warner Bros. Discovery, Snap, Amazon, dan Meta Platforms (pemilik Facebook dan Instagram) telah mengalami pemutusan hubungan kerja yang signifikan selama setahun terakhir.

Perampingan besar yang terjadi di Disney terakhir terjadi pada 2019, ketika perusahaan memangkas ribuan pekerjaan demi efisiensi. Saat itu mereka baru saja mengakuisisi 21st Century Fox milik Rupert Murdoch senilai 71,3 miliar dollar.

Menurut laporan tahunan terbaru Disney, raksasa hiburan itu memiliki sekitar 190.000 karyawan, termasuk staf paruh waktu dan staf musiman.

Baru-baru ini Disney+ mengambil langkah untuk mengurangi kerugiannya dengan menaikkan harga langganan, dan paket langganan dengan iklan -yang jatuhnya lebih murah.

Netflix, pemimpin dalam video berlangganan, juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi biaya dan meningkatkan pendapatan dengan memperkenalkan iklan dalam tayangannya. Netflix juga menindak pengguna yang berbagi password.

Halaman:

Editor: Felicitas Harmandini

Sumber: LA Times

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X