PejuangKantoran.com - Perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan tak terkecuali berita digital.
Salah satu buktinya, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan media online di Indonesia meningkat signifikan. Sayangnya, hal ini tak diikuti dengan kualitas pertumbuhannya yang belum merata di berbagai daerah.
Tak dimungkiri, banyak kendala yang dihadapi pengelola media online, misalnya keterbatasan dalam permodalan, pemahaman manajemen bisnis dan ekosistem media online hingga minimnya penguasaan teknologi yang bisa memperbaiki engagement dan relevansi konten.
CEO Promedia, Agus Sulistriyono dalam paparannya mengatakan, fungsi media sebagai pilar keempat demokrasi pun belum bisa berjalan dengan optimal, pengelola media online masih harus berebut sumber pendatapan yang kian terbatas.
Baca Juga: Zoom Mem-PHK 1.300 Karyawan, CEO Eric Yuan Putuskan Memotong Gajinya Hingga 98%
Apalagi dengan jumlah media online yang terus tumbuh sementara anggaran yang dimiliki klien selama ini cenderung berkurang karena ada pengalihan anggaran membuat bisnis media online menjadi semakin terhimpit.
"Kondisi ini diperkuat oleh hasil survei AMSI pada pertengahan 2021. Beberapa kesimpulan dalam survei tersebut diantaranya, pengelola media masih optimis akan potensi bisnis ini namun belum didukung kemampuan memadai dalam menghadapi perubahan situasi industri media saat ini," kata Agus Sulistriyono saat talkshow Promedia Teknologi Indonesia "Transformasi Jurnalis Menjadi Pengusaha Media di Era Digital" yang digelar di Hotel Grand Mercure Medan pada Rabu, 8 Februari 2023.
"Modal yang tidak besar, perangkat analitik yang sederhana, pemasukan kurang maksimal, serta perencanaan bisnis ke depan yang juga terbatas adalah kondisi yang dihadapi pengelola media online di berbagai wilayah."
Baca Juga: Persaingan Google dan Microsoft dalam Teknologi AI: Apa Perbedaan Bard dan ChatGPT?
Diakui Agus Sulistriyono, dengan persoalan yang dihadapi para pengusaha media maupun jurnalis, itulah Promedia hadir untuk berkolobarasi dengan melakukan inovasi serta terobosan.
Kolaborasi dalam ekosistem media online diyakini bisa menjembatani keterbatasan dalam permodalan dan pemahaman manajemen bisnis dan teknologi media online.
Bahkan, kolaborasi solid yang melibatkan seluruh shareholder di ekosistem digital akan memutus seluruh kendala tersebut dan pada akhirnya akan memberi kesempatan para jurnalis menjadi pengusaha media.
Pengusaha yang memiliki pendapatan yang sustain sehingga bisa menjadi mandiri secara finansial, dan mampu mencitpakan lapangan kerja di lingkungan sekitar mereka.
Azoelis sapaan santai CEO Promedia mengungkapkan, Promedia yang berdiri belum genap 2 tahun ini bisa menjadi solusi bagi bagi banyak media online.
Artikel Terkait
Suka Desain? Ada Lowongan Kerja di IKEA Jadi Desainer Interior Profesional
Jangan Merasa Bersalah Kalau Susah Fokus, Karena Orang yang Cerdas Gampang Terdistraksi
Permintaan PC dan Laptop Menurun 37%, Dell Akan Mem-PHK 6.650 Karyawan
Raih 2 Grammy Awards, Ini Strategi Harry Styles Menjadi Alumni Boyband Tersukses
Demi Peran Karta di Waktu Maghrib, Andri Mashadi Rela Makan Sekali Sehari Saja Selama 10 Hari
Mengenal Letter of Acceptance, Letter of Guarantee, dan Letter of Sponsorship dalam Beasiswa LPDP 2023
'Kantor Gabungan' CoHive Tutup Usai Dinyatakan Bangkrut oleh Pengadilan
Larangan Jilbab Pramugari Garuda, Wapres Sebut Aneh Jika Institusi Pekerjaan Larang Jilbab
Playlist in a Bottle Spotify Sudah Hilang ke Masa Depan, Jangan Lupa Nostalgia di Januari 2024!