PejuangKantoran.com - Orangtua zaman sekarang yang masih menganut prinsip bahwa siklus kehidupan anak adalah sekolah-kuliah-bekerja-menikah, mungkin harus banyak bersabar dan membuka wawasan.
Karena saat ini para pencari kerja Gen Z tidak butuh gelar sarjana untuk sukses dalam karier. Mereka juga tidak membutuhkan pekerjaan tetap yang harus hadir 9 to 5.
Studi global dari platform pekerjaan lepas Fiverr terhadap lebih dari 7.000 pekerja menemukan, 40% Gen Z meyakini gelar sarjana tidak diperlukan agar sukses dalam karier.
Baca Juga: 12 Persen Lulusan Sarjana dan Diploma di Indonesia Masih Menjadi Pengangguran
Sebanyak 70% mengatakan bahwa mereka menganggap pekerjaan lepas sebagai pilihan karier yang layak seperti pekerjaan kantoran yang 9 to 5. Itulah mengapa Gen Z tidak butuh gelar sarjana untuk bisa sukses dalam karier.
Kemerosotan ekonomi dan pasar tenaga kerja yang berubah membuat Gen Z lebih menyukai pekerjaan yang fleksibel dan sesuai passion, kata Gali Arnon, kepala pemasaran Fiverr.
Itulah dua prioritas utama mereka dalam mencari pekerjaan, baru diikuti dengan keamanan finansial.
“Seperti yang telah kami amati dalam komunitas pekerja lepas Gen Z yang berkembang di Fiverr, otonomi yang diberikan pekerja lepas berfungsi sebagai daya tarik utama bagi generasi yang ingin mengejar passion, mengasah keterampilan, dan memiliki kontrol lebih besar atas penghasilan dan jalur karier mereka, ” tulis Arnon dalam laporan itu.
Pekerjaan berbasis keterampilan
Dalam daftar prediksi tempat kerja teratas untuk tahun 2023, firma konsultan Gartner mengatakan, perusahaan yang sukses saat ini akan lebih banyak merekrut karyawan berdasarkan keterampilan ketimbang gelar sarjana mereka.
“Untuk mengisi peran-peran penting pada tahun 2023, perusahaan harus lebih nyaman menilai kandidat berdasarkan kemampuan untuk menjalankan peran tersebut, ketimbang ijazah dan pengalaman mereka sebelumnya,” tulis Gartner.
Baca Juga: Minat Anak Muda untuk Menjadi PNS Jauh Berkurang, Pakar UNAIR: Wajar Terjadi!
Bahkan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500, seperti Google, IBM, dan Apple, makin banyak yang menghindari persyaratan gelar dalam beberapa tahun terakhir.
Pada November 2022, cuma 41% dari lowongan pekerjaan di AS yang membutuhkan gelar sarjana, begitu menurut analisis dari lembaga think tank Burning Glass Institute. Hal itu mengikuti penurunan 5% sejak 2019.
Tetapi ini bukan fenomena yang baru muncul di era pandemi. Pada tahun 2016, IBM sudah menciptakan istilah "pekerjaan kerah baru", yang mengacu pada pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan khusus.
Artikel Terkait
5 Ibadah yang Bisa Dilakukan Jelang Bulan Ramadhan Agar Puasa Penuh Berkah
ÉCOUTEZ Punya Vokalis Baru: Kembalinya Delia Septianti!
4 Tips Meal Prep Buat Ibu Bekerja Agar Puasa Ramadhan Tetap Lancar
World Happiness Day: Ini 3 Cara untuk Bisa Bahagia!
Dampak Setiap Keputusan Politik Akan Dirasakan Semua Warga, Masih Enggan Ikut Pemilu 2024?
Pro dan Kontra Seputar Larangan bagi Turis Asing untuk Menyewa Motor di Bali